PERJALANAN HIDUP
Namaku Siti Robeah,aku pertama kali melihat dunia ini tepatnya pada
hari Rabu, 08 Oktober 1997, ba’da subuh. Aku bisa dibilang terlahir dari
keluarga sederhana (menurutku), aku anak kedelapan dari 13
bersaudara,mungkin bisa dibanyangkan bagaimana ramainya rumah orang
tuaku saat anak-anaknya berkumpul. Oh iya,dua kakakku sudah dipanggil
yang maha kuasa saat mereka masih kanak-kanak, begitupun dengan ayahku.
Jadi sekarang aku tinggal bersama ibu dan sebelas Untuk saat ini aku
tinggl disalah satu yayasan pondok pesantren yang ada di Lebak, yaitu
Pondok pesantren Qothrotul falah. Sebelum dipondok,aku tinggal bersama
orang tuaku dan saudara-saudaraku yaitu di kp.cisumur,desa Margamulya,
kec.Cileles. ayahku bernama Sanusi (alm), beliau seorang wiraswasta,tapi
setelah ayahku wafat kakakkulah yang melanjutkan pekerjaannya. Dan
ibuku bernama Sarnani, ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga. Ibu dan
ayahlah yang selama ini ikut berperan penting dalam kehidupanku. Suka
duka selalu diiringi dengan do’a Aku menempu pendidikan pertama yaitu
di SDN 02 Margamulya,disanalah aku pertama kali belajar bagaimana cara
menulis dan membaca, bersama teman-teman seperjuangan, sebelum aku
sekolah di SD tersebut, 3 kakakku sudah tercatat sebagai anak Didik di
SD tersebut begitupun setelah aku,5 adiku juga tercatat sebagai anak
didik di sekolah tersebut. Setelah lulus dari SD aku melanjutkan
kejenjang selanjutnya yaitu SMPN 05 Cileles,disinilah pertama kali aku
belajar berorganisasi. Tahun pertama di SMP aku dipilih untuk bergabung
di OSIS sebagai seksi kerohanian,dan tahun keduanya aku dipilih untuk
menjadi ketua OSIS,aku juga ikut organissasi DP (Dewan Penggalang). Yah
diorganisasi-organisasi itulah aku banyak belajar,belajar memimpin Di
SMP awal aku selalu mengukir kenangan, maklum saat itu aku mulai
menginjak remaja.
Ada beberapa hal yang sampai saat ini masih
terkenang dalam benakku. Saat masih SMP, aku menggunakan kedua kakiku
titipan sang kuasa untuk sampai di sekolah. Dan hal yang masih membuat
aku terkesan sampai saat ini adalah saat aku harus berangkat sekolah
dimusim hujan.Perjalananku dan teman-teman menuju sekolah akan sangat
menyenangkan dimusim penghujan.
Yah, menyenangkan sekali saat kami
harus saling pegang karena takut terpeleset,dan kami harus membuka
sepatu saat air persawahan meluap (banjir), dan kami akan mencuci kaki
bareng-bareng di MCK dekat sekolah,setelah itu kami akan berlari menuju
sekolah karena takut terlambat, hemmmm kebersamaan itu selalu aku
rindukan
Saat duduk dikelas IX, aku mendapat hari paling
menyedihkan dalam hidupku yaitu pada tanggal 13 Feberuari 2012. Tepatnya
hari senin ditanggal, bulan dan tahun itu orang yang aku sayang harus
aku iklaskan kembali keperpaduannya (kepada ALLAH SWT), ya dia Ayahku.
Memang setahun sebelum malaikat Ijroil menjemputnya alm.Ayah sudah
menderita penyakit DIABETES, dan sudah berobat kemana-mana, sampai
pernah dioprasi di salah satu rumah sakit dijakarta pusat, tepatnya
DiRumah Sakit Islam Cempaka Putih. Menurutku ada hal yang tidak boleh
aku biarkan dalam diriku yaitu aku membenci angka 13 dan menganggap
angka 13 itu sebagai angka kesialan setelah ayahku.
Setelah lulus dari SMP aku melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi yaitu tingkat SMA. Yah walaupun saat itu keluarga dari ayah sudah
mematahkan semangatku dengan ucapan-ucapan mereka tentang keadaan
ekonomi keluargaku, sedang anak kedua orang tuaku bukan hanya aku saja
yang butuh biaya tapi juga kelima adikku. Tapi karena keinginanku yang
kuat,dan dibantu doa beserta semangat dari ibu beserta kakak aku
menganggap ucapan-ucapan saudara-saudara ayah hanya sebagai angin lewat.
Bukan berarti aku egois, tapi saat itu aku berpikir jika aku hanya
lulusan SMP maka aku akan lebih menyusahkan orang tua dan kakak-kakakku
nantinya. Dari sikap keras kepalakulah sekarang aku melanjutkan
pendidikan kesebuah pondok pesantren modern di Lebak yaitu tepatnya
dipondok pesantren Qothrotul Falah.
Disanalah aku belajar banyak
tentang memanai kehidupan. Sebelumnya kan aku sekolah disekolah umum
bukan yayasan jadi aku bersama teman-teman hanya bertemu saat jam
sekolah saja, tapi diyayasan aku bersama teman-teman itu kumpul 24 jam
dan harus bisa memahami karakter masing-masing karena kami kan datang
dari berbagai daerah,yang pastinya beda budaya, bahasa, dan sebagainya
dan disinilah pelajaran kehidupan itu. Jauh dari orang tua membuat aku
dan teman-teman harus belajar mandiri dan tentunya saling membantu, juga
belajar bersabar atas ujian-ujian yang ada. Tahun pertama masuk pondok,
jujur saja aku mengalami kesulitan terutama dalam hal mengatur waktu.
Yah aku harus benar-benar dituntut harus bisa mengatur waktu agar aku
bisa mengikuti kegiatan yang bisa dibilang cukup padat disini. Aku rasa
teman-temanku juga merasa kesulitan untuk hal itu. Hingga butuh beberapa
minggu untuk aku dan teman-teman bisa beradaptasi dengan kegiatan yang
ada dipondok. Untuk menghilangkan pikiran tentang rumah ditahun pertama
itu aku mengikuti beberapa kegiatan ekstrakulikuler. Seperti menjadi
pengurus perpustakaan, PMR, komputer, website (sebagai reporter) dan
sebagainya, yah dengan kegiatan yang cukup padat tersebut aku berharap
aku bisa betah dipondok. Oh iya saat di SMP aku termasuk anak yang
dibilang tidak pernah izin dengan alasan apapun, jujur saja selama tiga
tahun sekolah SMP aku hanya pernah izin sekali. Tapi di SMA, aku
termasuk siswa yang bisa dibilang sering sakit, hingga pernah suatu hari
aku mengalami dilema antara bertahan dan tidak dipondok. Tapi karena
rasa malu dengan keinginannku yang kekeh pengen ke yayasan setelah lulus
SMP akhirnya aku mampu melewati keinginanku untuk pindah. Aku juga
sering dinasehati oleh orang-orang disekelilingku bahwa sakitnya aku
diponok itu hanya bagian kecil dari ujian-ujian sebagai santri dan
syukur Alhamdulillah aku mampu bertahan hingga detik ini.
Dan aku
sadar ujian-ujian yang Allah berikan itu hanya sebagian kecil dari
ujian-ujian Allah untukku,aku harus bisa melewatinya, kalau saja aku
tidak bisa melewati ujian yang kecil saja bagaimana dengan ujian yang
besar di hari nanti karena aku yakin ujian-ujian yang lebih besar sudah
menanti untukku. Ditahun kedua dipondok, tepatnya saat aku kelas XI
semester II, aku dan teman-teman seangkatan diangkat menjadi pengurus di
organisasi pondok. Dipondok aku mengikuti organisasi Pelajar Pesantren
Qothrotul Falah (OPPQ), dan juga Dewan Kerja (DK). Di OPPQ aku masuk
kebagian Kebersihan, merangkap juga menjadi Bendahara, sedang di DK aku
masuk kebagian Andulat (bagian lapangan/Pelatihan).
Aku dan
teman-teman diberi amanat untuk mengurus kegiatan-kegiatan dipondok,
amanat itu kami emban selama satu tahun. Selama menjadi pengurus
dipondok, lagi-lagi banyak pelajaran yang kami dapat. Disatu sisi kami
juga seorang santri yang mempunyai kegiatan masing-masing, sedang dilain
sisi kami harus menjadi pengurus atau mengurusi adik-adik kelas/santri
yang lainnya. Dari organisasi ini juga aku banyak belajar untuk masa
mendatang terutama untuk kesiapan aku terjun dimasyarkat nantinya.
Ditahun ketiga dipondok tepatnya saat kelas XII semester II, aku
terbebas dari amanat menjadi pengurus OPPQ dan juga DK.
Dan
setelah tidak menjadi pengurus aku dan teman-teman fokus untuk
menghadapi Ujian nasional (UN) dan juga acara wisuda. Untuk sekarang aku
dan teman-teman selain mempersiapkan diri untuk Ujian kami juga sedang
merencanakan tujuan kami masing-masing setelah lulus dari SMA ini,
sebenarnya lebih tepatnya kami sedang mengalami kebingungan, kebingungan
antara keinginan sama keadaan yang tidak sesuai, tapi kebingungan itu
tidak harus aku Sebenarnya cerita ini tidak akan mewarnai kehidupanku,
tanpa kehadiran orang-orang disekelilingku. Seperti kedua orang tuaku
yang mengajarkan aku kesederhanaan, yang tidak bosan-bosannya memberi
nasehat. Guru-guruku yang selama ini mengajari dan mengingatkanku saat
aku mulai melenceng, kakak dan sahabatku yang selama ini tidak
henti-hentinya memberikan suport, dan orang-orang yang selama ini ada
disekelilingku yang gak bisa aku sebutin satu persatu, sthanks Aku ingat
Andrie wongso (motivator), mengatakan: “jika kalian lunak pada diri
kalian maka dunia akan keras pada kalian dan jika kalian keras pada
kalian maka dunia akan lunak pada kalian”. Dari kata motivasi tersebut
kita dapat menyimpulkan bahwa kerja keras,dan tidak memanjakan diri maka
kita akan menjadi pemenang, jadi perjalanan hidup yang aku alami semoga
menjadi motivasi untuk aku agar menjadi lebih baik lagi.